Raising Arizona (1987) Review.
Beberapa hari belakangan ini gw kena sariawan, konyolnya, sariawan-nya ini nongolnya di lidah, dan sukses ngebikin gw ngomong kayak orang kumur2. Misalnya gw ngomong "pah, minta jajan." yang di denger bokap gw bukan gw minta duit, tapi suara yang di dengar beliau akan jadi seperti ini: "9wyOu@h, M!ntaQ@ 444n." gw bukannya berlebihan, tapi begitulah kondisi mulut gw sekarang ini, kadang2 normal, kadang2 hipster. Susah ngomong, gw pun memutuskan untuk ngelanjutin marathon film Coen bersaudara, dari Blood Simple, gw lanjut ke Raising Arizona, yang digadang2 sebagai salah 1 film Coen yang paling enjoyable dan ga surem2 absurd kayak pendahulunya, Blood Simple. Akankah keunyuan Raising Arizona berhasil mengatasi penyakit sariawan gw? jarang2 lo gw nulis review pas lagi kena sariawan begini.
H.I McDonnough (Nicholas Cage) adalah seorang pria yang sering keluar masuk penjara, buat dia, penjara itu sudah seperti rumah kedua baginya. H.I yang sering keluar masuk penjara pun jatuh hati dengan seorang polwan bernama Edwina (Holly Hunter), beberapa watu kemudian, mereka pun menikah. Sayang, pernikahan mereka sendiri tidak berjalan dengan baik karena Edwina tidak bisa melahirkan seorang anak, jalan untuk mengadopsi anak pun tak bisa dilalui mengingat H.I sendiri memiliki masa lalu yang kelam. Sampai pada satu kali waktu, mereka pun memutuskan untuk menculik seorang anak pemilik toko furniture, sayangnya, perjalanan mereka membesarkan Arizona tidak semulus dan segampang itu.
MAD FUN. Kali ini Coen bersaudara ngeberi suatu hiburan yang hillarious nya bukan main. Lewat dialog2nya yang quirky, alur cerita yang agak nyeleneh, hingga karakter2 yang hadir dalam film ini yang entitasnya mungkin alien semua, Raising Arizona bakal ngeberi lu cinematic experience yang paling aneh tapi faktap deh. Dialog2 di Raising Arizona itu nyaris kelewat powerfull, walaupun sinematografi dan shot2nya sendiri tergolong biasa dan ga ada yang istimewa, tapi pencapaian aspek narasi nya itu awesome luar dalem, gila bener emang Ethan Coen ama Joel Coen, nginep di RS Jiwa mana sih mereka pas ngebikin screenplay film ini?
Nicolas Cage? well, gw cuman suka dia pas main di Con Air, Leaving Las Vegas (gila ya gw, kecil2 udah nonton Leaving Las Vegas), dan Face/Off John Woo. Tapi buat performa di film2 lainnya? National Treasure? Blah. National Treasure 2? Blah. Ghost Rider? fuck that shit. Ghost Rider 2? gw aja belum nonton itu tai ayam. Wild at heart? decent, even though gw penggemar berat David Lynch, tapi Wild at Heart ama Dune itu bener2 karya terburuk Lynch. Jadi gw nganggep Nicholas Cage itu sekedar decent actor yang ga terlalu bagus, dan ga terlalu jelek, setara ama Mel Gibson, dan sedikit diatas Stallone. Tapi khusus buat Raising Arizona, dia bener2 ngeluarin tiap tetes keringatnya untuk memenuhi perannya sebagai H.I. Hasilnya? awesome, Nicholas Cage ga cuman modal tampang unyu2 handsome badass doang, dia juga bisa bikin viewers filmnya ketawa terkikik ngeliat performanya yang gagu dan layak dikasihani itu lewat perannya sebagai lelaki kepala keluarga yang hopeless dan terjebak diantara norma dan standart moral yang berlaku. Gila bener emang Ethan Coen dan Joel Coen, di salon banci mana sih mereka pas ngebikin screenplay film ini?
Kekurangan? kekurangannya entah dimana, tapi yang jelas gw masih kurang puas sama alur ceritanya yang masih kurang di beberapa bagian. Gw juga kurang puas sama jam terbang Frances McDormand, sang wanita legenda Blood Simple itu kenapa bentar banget dia munculnya. Camera movementnya sendiri emang agak gak enak kalo diliat dari kacamata jaman sekarang walaupun mata gw kagak make kacamata.
Raising Arizona itu kind of film yang bakal ngeberi tiap viewersnya feel ngakak karena humor, ketawa karena kebodohan cheesy yang dilakukan para pemainnya, tapi menutup semuanya dengan klimaks yang touchy. Film yang sejak awal ngajak penontonnya ikut dalam suatu perjalanan penuh canda-tawa dan keceriaan tiba2 mengakhiri semuanya dengan sebuah klimaks yang dibalut dengan pertanyaan humanity-factor yang plausible. Entah gw nya sendiri yang bodoh atau gimana, tapi ending Raising Arizona itu membuat gw bertanya pada diri gw sendiri, pantaskah gw membenarkan tindakan mereka, what if, what if, dan what if. Disatu sisi gw merasa puas dan kagum dengan tindakan mereka, tapi di sisi lain gw merasa ada yang janggal, dan gw ga rela klimaksnya dibikin begitu. Klimaks yang nanggung, klimaks yang touchy, klimaks yang bakal menusuk hati nurani lu yang paling dalem, klimaks yang bakal ngebikin air mata lu menetes. Maybe it was utah.
Comments
Post a Comment